Kamis, 05 September 2013

Yang penting niatnya, kan?

Suasana siang yang panjang dan terik. Menunggu dosen untuk bimbingan adalah kegiatan yang paling membosankan. Waktu itu saya kembali ke lab skripsi untuk menunaikan shalat dhuhur, sebari menghindar dari antrean masa(MAhasiswa Skripsi tuA2) yang sedang menunggu giliran bimbingan. Selesainya shalat langsung bergegas kembali ke kantor dosen untuk kembali ikut mengantre. Waktu itu hanya tinggal dua orang, saya dan seorang kawan. Kebetulan dia noni(maaf, tidak ada muatan sara) dan mungkin untuk memenuhi rasa penasaran dia bertanya.. "habis shalat ya. Kalau aku pegang kamu, wudhu lagi dong? (kebetulan dia cowok)"

Ya enggak lah, situ kan bukan cewek. Lagian emang dirimu najis? Kemudian dia kembali bertanya.. "emang cewek najis?"

Saya pun menjawab, bukan gitu juga. Cewek cowok bukan muhrim menurut syarat sah wudhu kalau bersentuhan itu katanya membatalkan wudhu.

Dengan raut tertantang dia kembali bertanya "bukanya kalau ibadah itu yang penting adalah niatnya? Terus ngapain donk harus berwudhu? Sekarang saya tanya, lebih penting mana antara hati yang suci atau tubuh yang suci?"

Pertanyaan yang cukup menggelitik yang bikin aliran darah makin kenceng, lebih kenceng daripada harus ketemu dosen pembimbing.. Haha

Kemudian saya pun bertanya balik.
Kamu kalo habis buang air langsung makan ya?

"ya cuci tangan dulu lah, buat syarat aja sih.. "

Terus, ngapain harus cuci tangan. Bukannya yang penting niatnya?

Suasana menjadi senyap... Krik2

Laki itu....?

Pernah disuatu sore ketika coffee break, para personel pun turun untuk sekedar menghisap sebatang dua batang rokok.  Biasa, di tempat kerja saya break bisa dua kali, saat makan siang dan menjelang magrib. Yah, begitulah kehidupan di dunia IT. Larut malam baru pulang, itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Waktu itu break ditemani segelas kopi hitam hangat yang telah dipesan sebelumnya.

Beberapa lama kami mengobrol kiri kanan, atas bawah ga jelas...  Ada seorang teman yang nyelonong mengatakan... "wuis, kayanya si wiji lagi demen kopi item nih", haha saya jawab aja inilah laki. Laki itu ga takut minum kopi. Ada lagi yang nyeletus.. "iya,  laki sih.. Tapi kurang rokoknya!, Lagian cuma engkong2 yang doyan kopi"
Waktu itu spontan saya jawab. Laki itu ga harus ngerokok. Orang ngerokok belum tentu berani minum kopi. Buktinya, liat aja kalian pada ngerokok tapi ga ada yang berani minum kopi kan?

Spontan seorang teman lantas meminum kopi yang saya punya sebari mengatakan, "emang lu doang yang berani minum kopi"

Ahahaha,,, ketahuan sekarang siapa yang kemayu. Bagi saya, laki itu adalah cowok yang tak pernah takut dikata banci. Terbukti. Hanya demi disebut laki, seorang teman sampai dibela2 menelan ludah sendiri. Sekarang siapa yang engkong2? Saya? Atau orang yang tidak berani menerima kenyataan dirinya adalah banci sejati?

Pernah suatu ketika, ada orang mengatakan. "eh, lu belum bisa dikatakan IT sejati kalo lu ga ngerokok!"  Jyah, berarti banci itu orang IT donk. Liat aja hampir semua banci adalah perokok.

Atau... Orang IT itu banci??

Laki itu.... Yang berani dibilang ga laki

Life is(n't) a choice?!

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...