Dentum hati yang membangunkan,
Menampar segala kelelahan..
Terambing oleh kabut, menyikap cahaya yang gelap
Ingin kaki menginjak, menjemput segala dalam buaian
Merenungpun telah habis, terenggut oleh pedang tajam
Pergi! Teriak penuh kemunafikan
Tampak dirinya memantul dari hati
Seakan menantang, menunjuk satu bintang
Bintang itu, kini mulai mencair... menetes oleh panasnya kalbu
Ingatkah kau ketika bias langit kala itu
Ingatkah kau tentang hari langit berwarna biru
Ingatkah kau bagaimana memikul pilu, berwarna ungu
Ingatan, Sebuah janji dalam bonkahan emas yang berkilau
Namun, engkau bukan lagi Engkau
Wid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar