Senin, 10 Januari 2011

forgive and be forgiven

بسم الله الرحمن الرحيم

Memaafkan, dan dimaafkan.

Mungkin kata yang terlalu sederhana untuk dimengeri. Akan tetapi kedua kata tersebut memiliki makna yang sangat mendalam. Pernah ada suatu kisah tentang seorang pemuda, yang tampak kurus pucat(tentunya bukan saya..hehe). apa yang terjadi pada dirinya?

Ada seorang pemuda bernama Harun yang tinggal disebuah kota kecil. Seorang pemuda yang sedang panas-panasnya mencari jatidirinya. Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang wanita setengah baya, yang sedang duduk termenung dipinggir sebuah jalan. "Kenapa ibu ini termenung sendiri ditengah jalan sepi disiang yang terik ini...?" tanya dalam hati pemuda ini sambil terheran-heran melihat ibu dengan pakaian lusuh itu. Lewatlah sang pemuda dihadapan wanita itu... "Nak, apakah kau orang yang baik?" tanya sang wanita lirih kepada pemuda ini. 
"Ibu berbicara dengan saya?" sahut pemuda ini dengan wajah yang tampak bingung. Lalu sang ibu menegaskan perkataannya, "Ya, betul. Aku tanyakan kepadamu anak muda, apakah kau orang yang baik?"
"Maaf, kenapa ibu bertanya seperti itu? dan mengapa ibu berada disini? Ibu sedang menunggu seseorang?"
"Ya, anakku. Aku sedang menunggu anak laki-lakiku." jawab sang ibu tanpa menyebut alasannya ada ditepi jalan itu.
"Memangnya anak ibu tinggal dimana? menjawab pertanyaan ibu soal baik atau tidak, saya hanya bisa menjawab... saya berusaha untuk menjadi orang yang baik, bu." tutur pemuda sambil berjalan menghampiri wanita ini.
"Tidak nak.." jawab sang ibu sambil menutup kedua mukanya dengan tangannya, sambil bercucur air mata.
"Ibu kenapa? apa maksud ibu mengatakan tidak?" tanya pemuda ini, tampak kebingungan melihat kondisi yang terjadi dengan seorang ibu yang ada dihadapannya itu.
"Tidak nak... Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri...." sahut ibu paruh baya ini sambil terisak-isak...
"Maksud ibu?" tanya pemuda menambah bingung kebingungannya sendiri. "Ini ibu kenapa sih?? duh, niatku mau beli mie ayam langsung aq bawa pulang, malah ketemu ibu ini... Aneh..??" gerutu Harun dalam hatinya..

"Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri, karena kesalahanku... " lanjut wanita ini. "Ibu, maaf sebelumnya. Jika memang berkenan untuk menceritakan apa yang terjadi, aq siap mendengarkan ibu." ucap Harun membalas perkataan ibu dengan tangisnya yang semakin menjadi..

"Ini tentang aku, nak. Tentang kehidupanku yang lalu..." lalu ibu ini mulai bercerita kepada Harun, apa yang sebenarnya sedang terjadi dengannya.

Ini tentang aku, tentang kehidupanku yang lalu. Aku telah menyia-nyiakan diriku sendiri dan keluargaku. Sebenarnya, anakku sudah lama meninggal. Kira-kira 2 tahun yang lalu. Tepat ditempat ini... Aku sangat menyayanginya. Tapi kenapa setelah ajal menjemputnya? Ini terjadi kira-kira 17 tahun yang lalu. Aku baru menikah 8 tahun dengan suamiku. Kami tidak pernah memikirkan tentang keluarga keluarga kami, tentang ibu bapak kami, tak mau tahu bagaimana kabar mereka, yang kami fokuskan hanyalah mengejar materi. Kami sangat larut dalam kesibukan kami. Tak pernah kami meluangkan waktu sekedar untuk berbincang dengan waktu kami yang hanya bertemu ketika kami berdua dikalutkan dengan rasa lelah seharian mengumpulkan harta. Kehidupan kami sangat cukup, meski hampa tanpa kehadiran seorang anak. Sampai suatu ketika, Tuhan menitipkan bayi seorang anak laki-laki ditengah-tengah keluarga kami. Sungguh rasa gembira yang tak terlukis... Waktu-waktu penuh kenangan itu tak dapat kuingat, karena aq sangat sibuk dengan urusan pekerjaan.

10 tahun sudah aku membesarkan anakku melalui babysitter yang kusewa. Tak pernah sedikitpun mendapat kasih sayang orang tuanya. Bahkan aku sendiripun tak pernah tau, apa makanan kesukaannya, apa film favoritnya, dan kapan ia mulai bisa berbicara memanggil kami dengan sebutan "mama, papa".. tidak ada yang ku tahu tentang dirinya... 
Sampai suatu ketika, ketika ia beranjak remaja, aku tidak sadar dengan apa yang kualami dan kujalani dalam kehidupanku yang serba glamor ini bak bom waktu yang menunggu waktu untuk menghancurkan dirinya sendiri. Suamiku yang keluar masuk rumah sakit akibat struk yang ia derita, sungguh menambah penderitaan kami yang terus menerus dililit hutang. Semakin waktu berlalu, semakin kami tercekik dalam penderitaan. Ditambah kelakuan anakku yang sangat kurang ajar dengan orang tua, denganku... dengan ayahnya.. hingga  sakit-sakitan seperti itu... Tak jarang aku menjumpainya tersandung masalah dengan teman-temannya.. kebrutalannya itu membuatnya tak satupun yang bersedia menjadi temannya. Oh Tuhan, mengapa Kau siksa aku dengan segala penderitaan ini? Sampai suatu ketika suamiku berpulang. Betapa hancur hati yang kurasakan saat itu. Dipagi itu, dihari pemakaman ayahnyapun, ia tak tampak diantara segelintir orang yang aku bayar untuk memakamkan jenazah suamiku. Begitu remuk hati ini, hati seorang istri, hati seorang ibu... Sampai sore haripun ia tak tampak dirumah hingga tengah malam, terdengar teriakan seseorang menggedor pintu ruang tamu dengan sangat keras. Akupun menghampiri pintu itu dengan ketakutan luar biasa. Ternyata anakku..... Aku menjumpainya pulang dengan kondisi mabuk berat dengam sebuah botol ditangannya dipapah dua orang yang lain, yang mungkin teman sekelasnya. kami bertengkar hebat saat itu. Sampai suatu ketika, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah malam itu juga. Semalaman aku tak dapat memejamkan mata, teringat akan suamiku dan khawatir dengan putraku satu-satunya... Sesalku, kenapa aku tak melarangnya pergi! kenapa Tuhan? kenapa ini terjadi padaku? keesokan harinya ku jumpai kabar,, Anakku telah tiada. Ya, dijalan ini dia pergi... Kesalahanku yang tak melarangnya pergi malam itu!
Aku terus menyesal,, menunggu dan menunggu anakku pulang tiap malam... Kini, aku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dibanggakan... Semua hartaku telah terenggut oleh keserakahanku sendiri.. yang tersisa hanyalah sebuah penyesalan yang takkan pernah kumaafkan... 

Aku akan selalu menunggumu disini, anakku.... aku ingin bercerita kepadamu, betapa aku ingin meminta maaf kepadamu.. 

"Nak, apakah ia akan memaafkanku? Apakah Tuhan akan mengampuni dosaku? aku sendiri tidak akan memaafkan diriku sendiri..."

tobe continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...