Jumat, 09 Maret 2012

Siapa yang nyekolahin mereka??

Malam ini terasa sangat aneh untuk saya jalani sendiri. banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar kehidupan yang terkadang kurang (atau bahkan sangat tak) masuk akal jika difikirkan dengan logika apapun. Perjalanan tanpa arah didunia maya membawa saya ke satu halaman menuju halaman yang lain. dan tanpa saya sadari, saya berada pada sebuah artikel yang sangat menarik. kurang lebih cuplikannya seperti ini

Oleh Muhammad Anis
(Dosen dan Kandidat Doktor UIN Jakarta)

Seringkali kita mendengar perkataan orang-orang tua kita saat melihat kupu-kupu yang masuk ke rumah, bahwa akan ada tamu yang datang. Atau ketika melihat burung gagak yang terbang berputar-putar di atas daerah tertentu, bahwa saat itu terdapat atau akan terjadi orang meninggal dunia di daerah tersebut.


Sebagian orang menganggap hal ini sebagai mitos, bahkan tak jarang yang menganggapnya tahyul (khurafat) yang mesti dijauhi karena bisa menyesatkan. Namun, semestinya tidak perlu terburu-buru untuk memberikan kesimpulan seperti itu pada riwayat-riwayat tersebut. Karena, sangat mungkin hal itu merupakan bagian dari tanda-tanda alam yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia.

Sains membuktikan bahwa hewan memiliki keunikan tertentu yang tak dimiliki manusia. Sebagai contoh Kelelawar, yang mampu memancarkan gelombang ultrasonik dari mulutnya, yang bisa memantul balik bila mengenai benda di depannya dan dapat ditangkap kembali oleh telinganya, sehingga dia dapat terbang cepat dan aman di gelap gulita malam. Demikian pula Gurita, yang mampu berkamuflase dengan mengubah bentuk dan warna tubuhnya sesuai dengan bentuk dan warna lingkungan di sekitarnya.

Bahkan hewan juga memiliki insting (kepekaan) yang melebihi manusia. Sebagai contoh Laba-laba, yang memiliki kemampuan merasakan dan menentukan arah getaran yang sangat lembut pada jaring-jaringnya. Elang, dengan ketajaman matanya yang mampu menangkap gerakan ikan dalam air dari ketinggian di udara sembari terbang. Bahkan pernah diberitakan tentang kemampuan Anjing dalam melakukan deteksi dini terhadap gejala penyakit kanker seseorang, dengan hanya mengendus urine orang tersebut.

Tak hanya itu, keandalan insting hewan ini bahkan terbukti pula pada musibah tsunami yang telah memporak-porandakan Aceh dan Sumut. Seorang pakar margasatwa Sri Lanka, H.D. Ratnayake, meyakini hal ini setelah mengetahui bahwa tidak ditemukan bangkai hewan liar pasca tsunami gigantik di Samudera Hindia tersebut. Padahal dalam bencana ini, puluhan ribu orang tewas di sekitar pesisir pantai Laut India. Ia mengatakan bahwa hewan-hewan memiliki indera keenam dan bisa mendeteksi keberadaan gempa yang disusul gelombang tsunami, sehingga mereka berhasil menyelamatkan diri hanya beberapa saat sebelum terjadinya bencana.

Sebagaimana yang juga diberitakan, Taman Nasional Binatang Liar Yala adalah cagar satwa liar terbesar di Sri Lanka, di mana di dalamnya terdapat gajah, rusa, srigala, buaya, dan binatang-binatang lainnya. Ketika tsunami terjadi, air laut naik dan menggenangi tanah di darat hingga sejauh 3,5 kilometer serta menghancurkan bangunan-bangunan di taman. Banyak wisatawan dan pegawai taman yang tewas ditelan gelombang. Namun, di luar dugaan, berbagai jenis binatang liar di taman itu dapat lolos dari bencana tersebut.

Pakar hewan lainnya, Clive Walker, yang telah menulis beberapa buku tentang kehidupan satwa liar di Afrika, juga memercayai adanya indera keenam atau insting tajam pada hewan. Ia berkata, “Satwa liar tampaknya bisa mengetahui fenomena yang akan terjadi, terutama burung-burung. Banyak laporan yang menyatakan bahwa burung-burung berhasil mendeteksi bencana alam yang akan terjadi.”

Demikian pula dengan pengurus Cagar Harimau Liar di Pulau Sumatera, Debby Melt, yang berpendapat bahwa hewan liar sangat peka terhadap bencana alam. Indera dengar binatang sangat peka. Mereka sangat mungkin lebih dulu merasakan akan terjadinya tsunami. Selain itu, getaran yang ditimbulkan oleh tsunami dapat mengakibatkan perubahan tekanan udara, sedangkan perubahan tekanan udara bisa memberikan peringatan dini, dan mengingatkan binatang untuk pindah ke tempat yang aman.

Ada kisah menarik lainnya, di mana kehebatan insting hewan telah mampu menyelamatkan ribuan nyawa... link
Yang menggelitik pemikiran saya setelah membaca artikel tersebut,, siapa yang nyekolahin hewan-hewan ini?? tentu saja dinalar seperti apapun, hewan tetaplah hewan. agaknya suatu hal yang tak masuk akal mahluk hidup yang telah di judge hanya mempunyai akal (tanpa bisa berfikir dan punya hati nurani) ini dapat melakukan sesuatu yang membuat manusia (yang katanya spesies tercerdas dibumi) terkagum-kagum oleh tingkah lakunya ini. Jika difikir-fikir, siapa yang ngajarin burung bikin sarang, siapa yang nyuruh katak bertelor di dalam air, siapa yang nyuruh ikan salmon kembali ke sungai tiap kali bertelor, siapa yang nyuruh lebah bikin sarang,, siapa pula yang menyuruh mereka menimbun madu, siapa yang nyuruh ulat bertapa kemudian menjilma menjadi kupu-kupu, dan banyak lagi keanehan-keanehan menakjubkan yang tak bisa kita nalar sebelumnya, sebenernya,, siapa sih guru mereka???

Tidak lain adalah Sang Khalik...(loh2,, larinya kok kesitu?? pasti bentar lagi mau bilang.. "udah takdir boz..") Bagi kaum materialistis mungkin tidak akan bisa menerima argumen ini. Tetapi mereka tidak akan bisa menjawab, siapa guru dari hewan-hewan ini dan hanya bisa mengatakan.. "itu sifat alami, yang disebut insting" benarkah demikian. Jika insting itu sifatnya alami, apa yang menjadi awal mula dari sifat-sifat alami ini, apakah terjadi secara kebetulan? tentu pendapat kaum materialispun tak dapat diterima dengan akal alias sama aja ndobol (bo'ong). Didalam Al Quran, Tuhan berfirman dalam dialog antara Firaun dan nabi Musa
"Fir'aun berkata: 'Siapakah Tuhan kamu berdua wahai Musa. " (QS. Thaha: 49)


"Musa berkata: 'Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinya petunjuk. " (QS. Thaha: 50)
Dari sini awal mula pemikiran "nakal" itu dimulai. dua surah diatas, memberi isyarat kepada segenap manusia bahwa tidaklah Tuhan menjadikan segala sesuatu melainkan memberikan petunjuk kepada mereka bagaimana fitrah mereka seharusnya. sontak saya kaget ketika membaca kembali dua ayat tersebut. apakah yang dimaksud Tuhan dalam ayat diatas adalah yang sering disebut manusia sebagai insting?


Dan Tuhan mewahyukan kepada lebah: "Bersaranglah di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan pada bangunan-bangunan lainnya yang dibuat manusia. Dan makanlah olehmu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan Tuhanmu dengan lancar.  Dari perut lebah itu keluar minuman berupa madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang mujarab untuk manusia. Sesungguhnya pada hal-hal yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan. (QS An Nahl:68-69)
Kalau membaca ayat diatas, seakan apa yang manusia anggap insting pada hewan itu ternyata tidak sertamerta dimiliki begitu saja oleh hewan. Katakanlah lebah, dalam surah An Nahl diatas, digunakan kata perintah berupa "bersaranglah". kata ini seakan membantah anggapan manusia bahwa lebah membangun sarang karena insting, dan tidak ada yang mengajarkan kepada mereka. Ternyata Tuhan yang mengajarkan mereka tentang bagaimana fitrah mereka. Jika diperhatikan, lebah akan cenderung membentuk kawanan kemanapun mereka melangkah seakan ada yang memandu mereka kemanapun mereka pergi. Hal ini sama sekali tak bertentangan dengan surah An Nahl diatas, bahwa Tuhan telah menunjukkan jalan-jalan yang telah digariskan (membentuk pola) agar para lebah dapat melakukan perjalanan kemanapun tanpa tersesat.
 Dari sini pula saya terfikir untuk mencari artikel diatas dan semata-mata untuk membuat saya sendiri (khususnya) berfikir, bahwa sangatlah tidak masuk akal apa-apa yang orang sebut perilaku luarbiasa hewan sebagai "insting" itu sama sekali tak ada yang memberikan ajaran atau petunjuk sebelumnya, kecuali Dia yang telah mengajarkannya. Tuhan yang Maha Esa. dan mengapa Tuhan menciptakan  manusia dalam keadaan yang serba terbatas? bayangin aja kalo manusia itu diciptain serba berlebih,, sombong, takabur, dan lupa akan hakikat hidupnya untuk senantiasa berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa serta selalu bersyukur dan mengambil contoh dan hikmah dari tiap kejadian disekelilingnya agar lebih bijaksana dalam mengelola bumi.. Wallahu alam,,

sekian

referensi:
http://duniabaca.com/kisah-dan-riwayat-nabi-isa-a-s.html
http://aksesdunia.com/2011/11/12/10-migrasi-hewan-paling-menakjubkan-versi-livescience/
http://psi-islami.blogspot.com/2010/08/insting-binatang-membaca-tanda-tanda.html

Jangan-jangan, hewan-hewan itu ternyata mahluk super jenius yang hanya kamuflase dihadapan manusia?? jangan-jangan mereka sudah punya peradaban canggih yang siap mengambil alih bumi dari manusia jika kemerosotan moral kian berkobar?? seperti ini nih
ini bukti nyata gan,, mereka itu ternyata juga nikah

tuh,, monyet aja ternyata kenal HP?? jangan2 komunikasi mereka untuk mengkudeta kekhalifahan manusia?? huaaaaaaaaaaaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...