Pixel yang memberi makna

Ah, sudah berapa lama tidak membuka blog dan menuangkan sampah sampah yang berceceran didalam kepala. Tiba-tiba saja teringat kejadian beberapa tahun yang lalu ketika masih mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. UKSW tercinta. Setiap tahun ajaran baru, fakultas kami selalu mengadakan acara malam temu bersama seluruh angkatan. Acaranya sih ditujukan untuk menambah keakraban setiap angkatan dan antar angkatan.. maklum, kami adalah orang teknik yang biasa hanya berteman baik dengan solder dan tenol. Yah, bisa dibilang teman bobok kita lah.. Oleh karena itu selalu diadakan acara kumpul malam untuk mempererat tali persaudaraan diantara kami, orang-orang teknik yang seakan selalu diingatkan bahwa ada teman-teman lain (dari golongan manusia) disekitar kita. Hidup bukan hanya untuk memikirkan solder dan tenol saja. (Kadang-kadang setrika juga jadi teman kalau lagi nyablon... LOL)

Angkatan ke-4 dari urutan yang paling baru biasanya dipasrahkan untuk menjadi panitia penyelenggara acara. Kebetulan saya angkatan 2005, otomatis menjadi panitia ketika itu teman-teman 2009 adalah angkatan paling muda. Seluruh panitia pun mengadakan rapat pleno untuk membahas bentuk acara yang akan dibuat untuk menyambut teman kita angkatan termuda sekaligus memperkenalkan kepada kakak-kakak angkatan mereka. Setiap malam temu memang selalu mengusung tema baru. "Pulse, tak hanya diam". itu tema yang diusung angkatan 2004 tahun lalu. Saya masih ingat dengan persis suasana "meeting" waktu itu. Hening, mencekam, dan menggairahkan (loh..). Sebuah rungangan kecil, margosari kost yang diisi oleh sekitar 25 panitia malam temu. beberapa ada yang diluar ruangan karena overload. Kala itu, seluruh panitia sedang berdiskusi sengit mengenai tema apa yang akan kami usung untuk malam temu kali ini. Suasana kisruh, mencekam, dan sangat tidak enak. Mutung? ya, bisa dibilang begitu. daripada amarah saya melonjak hanya karena dikatai "Ji, kamu jangan diam saja! ngomong dong kasi ide ke kita!". Sontak sempat berfikir untuk meninggalkan tempat itu mendengar ucapan yang terlontar. 

Onne, selaku ketua panitia malam temu FTJE (sekarang FTEK) kemudian mengambil keputusan untuk memberikan kesempatan setiap panitia untuk memberikan ide tema yang akan digunakan. Kesempatan pun digulirkan mulai dari sisi kanan, melingkar hingga kembali ke posisi sang ketua. Saya masih sangat ingat, dua kali kesempatan bergulir masih belum menemukan titik terang. Saya hanya berharap bisa membantu memberikan ide kepada teman-teman.. tetapi, apa daya.. fikir tak sampai. sampai putaran ketiga bergulir, jauh dari posisi saya sambil mengamati pergerakan, harap-harap cemas menunggu giliran ditanya sang ketua, tiba-tiba wangsit datang! waktu itu Angger, teman yang duduk disebelahku seperti bergumam mengatakan sesuatu... "PIXEL". Sontak telinga memberikan impuls rangsangan ke otak bagian inspirasi saya. Hah, pixel? tunggu sebentar (sambil merenung mengurai keadaan). Ahaaaaa,,, i got some idea

Tak lama kemudian giliran saya pun tiba. Saya kembali ditanya oleh sang ketua dengan muka masamnya. Lalu dengan percaya diri dan lantang, saya mengkombinasikan seluruh ide dari teman-teman. Ada yang membicarakan tentang kebersamaan, ada yang membicarakan tentang mempererat persaudaraan, dan mungkin digabungkan oleh efek "salah dengar" kata pixel yang terlontar dari mulut teman saya Angger (entah, waktu itu sebenarnya dia bilang apa). 

"Bagaimana kalau tema untuk malam temu kita kali ini, adalah... PIXEL" kalimat yang saya ucapkan dihadapan teman-teman.

"Mengapa pixel, ada apa dengan pixel?"tanya sang ketua kepada saya.

Kemudian saya jelaskan mengenai gagasan saya.. 

"Pixel, mungkin teman-teman sudah tahu. pastinya kalau kita lihat monitor komputer masing-masing kita akan melihat titik-titik didalam layar monitor yang menyala memberikan warna kepada monitor. membentuk satu kesatuan sehingga menjadi sebuah gambar yang apik. Dengan titik-titik itu teman-teman bisa mengetik, ngegame, design grafis, dan melakukan aktifitas komputer lainnya. Pernahkah teman-teman melihat monitor hanya terdiri dari satu titik saja? tentu tidak! kita tidak akan bisa memahami apa yang ada pada layar monitor seandainya terjadi dead pixel dan hanya ada satu pixel yang menyala. itulah pixel. satu tiada arti, kesatuan memberi makna. Intinya adalah bagaimana manusia hidup bersosialisasi. Kita lihat saja diri kita sendiri sebagai mahluk FTJE, bayangkan jika kita tidak punya teman, hidup sendiri hanya mengejar kelulusan semata. apa makna dari yang telah kita lakukan? tidak ada! itulah, kita butuh kebersamaan. bukan hanya mengenai lulus 4 tahun, bukan hanya mengenai IPK 4 atau sekedar mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang). Kebersamaan dari pixel-pixel mahasiswanyalah yang memberikan warna yang apik dan bermakna bagi FTJE khususnya, UKSW pada umumnya"

Teman-teman pun mengangguk menghargai pendapat saya. Onne, sebagai ketua kemudian menanyakan kepada segenap yang hadir apakah menyetujui gagasan yang saya ajukan atau tidak. Aneh, tidak ada satupun yang hadir waktu itu menolak gagasan saya. "setuju", "ngikut", "bagus juga", dan apapun dari kata-kata tersebut tidak ada yang menolak gagasan tersebut. Subhanallah, apa yang baru saja merasuki saya sehingga bisa mengatakan hal tersebut?! Mungkin ini yang disebut orang dengan, "Pencerahan"

Saya turut bangga, saya turut menjadi salah satu pixel yang memberikan warna kepada FTEJ (FTEK sekarang) memalui cara saya sendiri. Walau tidak ada yang tahu darimana dan oleh siapa, namun saya sangat bangga. Ide saya terabadikan didalam kata "PIXEL", malam temu 2009 Fakultas Teknik Jurusan Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Untuk pertama kalinya, FTEK membuat moving sign berukuran 16X32 pixel berukuran 4x2 meter sebagai display disaat pertunjukan. Anehnya, ide moving sign ini telah dibuat jauh sebelum rapat malam temu diadakan....

Takdirkah?

-Kebersamaan yang bermakna-

Wid