Paidjo terus merasa bersalah didalam hidupnya, Ia baru sadar betapa pentingnya orang-orang yang sangat mencintainya, akhirnya meninggalkan untuk selamanya. Selama di Penjara, Paidjo bisa dibilang sudah taubat nasuha. Dia selalu berbuat baik terhadap tahanan lainnya. Saking besarnya perasaan bersalahnya kepada keluarganya, apapun kebaikan-kebaikan yang Ia lakukan selalu merasa seakan tidak berarti apa-apa dibandingkan dosanya. Terus saja, dan terus melakukan kebaikan. Walau tidak menghapus dahaganya terhadap perasaan bersalah.
Suatu ketika, ada pengumuman dari pemerintah bahwa seluruh tahanan di Penjara itu diberikan remisi hukuman, berapapun sisa hukuman mereka akan dipotong hingga tersisa satu tahun. Pengawas penjara yang mengamati tingkah laku dan gerak-gerik setiap narapidana merasa bahwa seluruh tahanan di dalam rumah tahanannya telah menampakkan adanya perubahan yang positif. Dari brutal, menjadi lemah lembut, dari brandal, menjadi bijaksana. Mereka menyadari segala kesalahan yang mereka perbuat diwaktu lampau.
Akhirnya, setahun tak terasa sudah berlalu. Seluruh tahanan yang masih tersisa akhirnya dibebaskan setelah mendapat remisi waktu itu. Kecuali satu orang, Paidjo. Hanya dia yang tidak meninggalkan Penjara itu. Sang penjaga tahanan menanyakan kepada Paidjo, kenapa tidak mau meninggalkan rutan, sedangkan semua orang mengharapkan kebebasan.
"Aku ini orang yang penuh dosa, aku tidak pantas untuk bebas!"
Jawab Paidjo dengan terisak.
Penjaga tahanan tidak habis pikir. Lelaki yang begitu baik sifatnya selama dipenjara itu, masih saja menganggap dirinya tidak pantas untuk menerima kebebasan meskipun Tuhan telah mengampuni segala dosanya.
"Kamu memang tidak pantas untuk bebas!" Teguh penjaga tahanan itu mengiyakan pernyataan Paidjo.
"Semua orang disini memang tidak pantas bebas, karena tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang tanpa dosa! mereka semua pantas untuk dipenjara, termasuk saya!" Lanjut sang penjaga tahanan kepada Paidjo.
"Anda ini penjaga, tidak memiliki kesalahan, kenapa anda bilang anda pantas dipenjara?"
"Kamu tahu, apa kesalahan terbesar saya? tidak bisa membuatmu sadar, betapa berharganya arti kebebasan, betapa tantangan baru memantimu diluar sana. betapa kamu bisa berarti untuk banyak orang didalam kehidupan mereka. Saya merasa gagal sebagai penjaga Penjara ini"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar