Sabtu, 15 Oktober 2011

Jikalau tak mengenalmu

Orang bisa hidup itu hal yang biasa. orang bisa makan, itu hal yang lumrah. orang bisa senang, bisa sedih itu hal yang semua orang bisa lakukan. orang bisa melakukan apa saja didalam hidup mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Banyak sekali cita-cita yang terlahir di dunia ini. tentunya, semua orang pasti punya. paling tidak, ada *sesuatu yang bernama "tugas" yang di emban didalam hidup yang ingin dicapai... akan tetapi, untuk apakah itu semua? untuk apa kita bersusah payah melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan? untuk siapa? adakah alasan mereka melakukan itu semua?

satu pertanyaan. "apa ruginya dunia jika tidak ada kamu?"


orang akan berfikir keras untuk sebuah pertanyaan tersebut. mungkin pertanyaan ini sangat menohok jika ditanyakan kepada seseorang. mereka bisa saja mengabaikannya, atau mungkin malah dibuat bingung dengan pertanyaan ini.. mereka memilih untuk tidak menghiraukan pertanyaan ini karena mereka selalu berfikir tak akan ada ruginya dunia tanpa mereka. padahal, untuk apa yang mereka lakukan dalam hidup mereka, mereka akan selalu dihantui oleh pertanyaan itu. apakah dunia akan rugi jika tak ada seseorang bernama "saya"? jika jawabannya tidak, tertawalah seluruh isi dunia mendengarnya. Menurut saya, itu adalah pertanyaan paling penting sebelum kita berfikir sesuatu yang lain. mengapa hidup harus tetap berjalan? apakah ia begitu berharga? bukankah tak akan ada masalah lagi ketika tidak meneruskan hidup? pertanyaan untuk diri saya sendiri. hmm...

Jikalau saya tak mengenal diri saya sendiri, tentu saja tak mungkin menyuruh orang lain untuk mengenali diri. siapa yang paling tau tentang diri kita adalah diri kita sendiri. tentu saja, itu harga mati. bahkan seorang peramal pun dengan segala ilmu cenayan yang ia punya tak akan mampu mengenali siapa diri kita. 

membuat diri mengenali diri. 


Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Al Qur’an Surat 18.Al Kahfi Ayat 54)


Tepat sekali Tuhan mendefinisikan tentang manusia. manusia adalah mahluk berfikir yang paling banyak membantah. tentu saja, itu bukanlah suatu "bug" atau kecacatan dari ciptaanNya. saya, memandang ini sebagai nilai lebih dari penciptaanNya yang maha sempurna. ketika saya membayangkan, ketika orang2 ini berfikir dan "membantah", Tuhan akan tersenyum kearah kita. tentu saja, Ia tersenyum karena melihat ciptaanNya telah tumbuh kedalam kedewasaan baru. thats great. 


“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan qadr.” (Q. S. Al-Qamar [54] : 49)


Tuhan menciptakan segala sesuatu tentu disertai dengan kadar perhitungan yang sangat spesifik bagi setiap individu. setiap individu telah ditetapkan satu jalan yang dimudahkan Allah dalam menempuhnya , namun kadang manusia menjadi pelupa untuk mencari tujuan ia hidup, dan tugas apa yang Tuhan embankan kepadanya. sebagaimana hadits riwayat Bukhari 


“…(Ya Rasulullah) apakah gunanya amal orang-orang yang beramal?” Beliau saw. menjawab, “Tiap-tiap diri bekerja sesuai dengan untuk apa dia diciptakan, atau menurut apa yang dimudahkan kepadanya.”(H. R. Bukhari no. 1777).

Tiap-tiap diri, setiap orang, secara spesifik masing masing memiliki suatu alasan penciptaan, sebagai tugas khusus yang diemban, sebuah amanah ilahiyah. ketika sseorang menemukan tugas itu maka Tuhan akan memudahkan darinya jalan yang akan ia tempuh. jalan untuk sebuah pengabian sejati dalam melaksanakan tugas tersebut. Q. S. 16 : 69 , “… tempuhlan jalan Rabb-mu yang dimudahkan (bagimu).” Inilah yang disebut dengan jati diri.


Temukanlah jatidiri maka hidup akan lebih bermakna. this is my way, and i feel so happy to do that.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...