Minggu, 23 Oktober 2011

Protagonis, Antagonis atau Ambiguitis


Orang sering berfikir, hidup biarlah seperti air mengalir. jangan ngoyo. tak jarang hidup sering diwarnai dengan intrik, permasalahan hidup. membuat manusia berfikir terlampau dini tentang jatidirinya. "Siapakah aku? Mengapa aku? dan Ada apa denganku?" pertanyaan yang sering terdengun dari mereka, yang sering kali mempertanyakan siapa dirinya. hmm, Tuhan menciptakan panggung sandiwara bagi manusia bernama dunia. Ada yang berperan sebagai pahlawan, ada yang berperan sebagai penjahat, ada pula yang sebagai figuran ga jelas. Orang selalu mengatakan, tiap manusia pasti mempunyai peran ketika lahir didunia. memang betul, figuran yang sambil lalupun merupakan peran. walau tak jarang terabaikan. tetapi setidaknya, kehadirannya memberi warna "latar belakang" dari adegan utama yang di inginkan Tuhan, sang Sutradalang.
"Untuk apa aku? figuranpun bukan!"
pertanyaan yang sering muncul oleh orang-orang yang ia sendiri bingung, peran antagonis kah? protagoniskah? atau malah lebih condong ke ambiguitis? ambiguitis adalah peran ga jelas, yang dibilang jahat juga bukan, baik juga tidak. figuranpun diragukan. mereka yang hidup dalam panggung dunia yang samar2. dunia yang penuh ketidak pastian, dunia yang entah berantah.

"Mengapa aku yang mendapat peran ambiguitis?"
Sudah barang tentu, setiap manusia pasti memiliki rasa haus akan pengakuan, eksistensi bahwa dia ada diantara mereka. itu hal yang sangat wajar. karena hakekat manusia adalah eksistensi sebagaimana diambil dari ungkapan filsuf Perancis, Rene Descartes, “cogito ergo sum”, aku berpikir maka aku ada, atau lebih kerennya dengan istilah "gak narsis gak eksis”.
"Sebenarnya aku ingin berperan sebagai..... tetapi kenapa aku...?"
Artis terkenalpun kadang ingin memerankan peran tertentu dalam sebuah film yang dibintanginya, tokoh-tokoh yang diperankan tentu saja memiliki sifat tertentu dalam karakter sehingga bisa benar2 menjiwai dan seakan2 hidup menjadi karakter itu pada kehidupan yang sebenarnya. bagaimana jika para artis ini tak mendapat peran yang sesuai? tentu saja, dia akan menggugat sang sutradara. mempertanyakan alasan mengapa dia tidak mendapat yang ia minta. apakah ini sama artinya dengan berdo'a? manusia sering melakukan hal ini, manusia sering melakukan permintaan2 kepada sang Sutradalang karena peran mereka "sedikit" tidak sesuai dengan harapan mereka. kalau sudah gini, tinggal bagaimana kebijaksanaan sang Sutradalang.

lalu bagaimana jika permohonannya tak dipenuhi? mungkin dia akan diam saja, karena merasa yang penting gajinya bisa keluar dan dia merasa cukup dengan keadaan yang ada, atau menggugatNya karena sang Sutradalang telah berjanji untuk mempertimbangkan keinginan sang aktris (manusia).

Bagi tokoh-tokoh pemeran protagonis tentu senang, karena tokoh2 ini tentu saja akan mendapat sambutan yang baik dari penonton. karakternya yang baik, sifatnya yang baik dan kehadirannya yang selalu membawa kebaikan pasti akan membuat orang simpatik pada tokoh yang diperankan, terlebih pada artis sang pemeran. tentu saja, tempat yang layak untuk sang artis adalah kondisi dipuja2, enak, terkenal dan mendapat uang yang banyak. agaknya analogi ini mirip dengan kondisi manusia. bagi mereka yang memerankan tokoh protagonis tentu sang Sutradalang telah menjanjikan tempat yang enak2 untuk dia (surga), gaji (pahala) yang besar untuknya dan tentu saja mendapat pujian dari para penonton sandiwara ini.

Lalu bagaimana dengan para pemeran antagonis? tentu saja mereka akan disanjung2. tetapi sebagai penjahat! mereka akan diludahi, disingkirkan, jangankan untuk diidolakan, di ingat didalam kepala saja para penonton ogah mengingatnya! cacian, makian, dan segara penghinaan para penonton selalu ditujukan untuk peran tokoh antagonis ini. terlebih artis yang memerankannya, bisa2 terbawa di kehidupan yang nyata pula! agaknya ini sama dengan keadaan manusia. sang Sutradalang yang dengan otoritasnya sebagai pengatur jalannya sandiwara kehidupan ini tentu saja sudah menyiapkan peran-peran antagonis untuk membuat para pemeran protagonis belajar dari mereka, agar tidak mengikuti jejak mereka yang buruk, walaupun sang Sutradalang pasti sadar, tindakanNya ini pasti akan dipertanyakan oleh mereka!!
lalu apa tempat bagi mereka? tentu saja tempat yang dihina2 orang (neraka), dapat gaji (dosa) yang besar pula. dan itu akan semakin mengukuhkan kedudukannya ditempat terendah dalam suatu peran.
artis: "mengapa aku yang Kau pilih untuk peran ini?"
Sutradara: "tentu saja ini otoritasku, kamu diam saja karena kamu tidak tahu!"
Okey, memang Engkau yang menentukan semua ini, Engkau yang mengatur jalannya cerita ini, Engkau pula yang mengatur kami harus bagaimana dan menjadi apa. okey kami terima. tetapi...
"Apakah menurutMu semua ini bentuk keadilanMu?"
Lalu bagaimana nasib sang artis pemeran ambiguitis?
seburuk2nya peran adalah peran ini. karena mereka tak pernah mengerti apa yang mereka perankan, dan untuk apa mereka mendapat peran serta mengapa harus mereka yang mendapat peran itu?!

Wahai, Engkau sang Sutradalang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...