bagai menoleh muka kedalam,
dibalik renungan masa silam
merengguh kenangan yang tenggelam
kian menitik jejak terulang
mengulang masa emas tumbuh dengan subur
janji itu, tak lagi mengemasi setiap pembicaraan....
perahu itu sungguh memberikan jalurnya
desir derau dan gayuhnya saling menyambung
seraya berbicara kepada air tentang kejadian
"kau tak layu dalam rambahmu?"
tanyanya yang begitu terbuai jalan memberikan dorongan
"tidak! aku tak akan pernah berhenti meski ku hanyutkan aku"
awanpun memintal setiap jeritan langit...
itulah masa-masa tersulit... masa masa hujan penuh buih
rapuh, tak mampu memahami Khalik memadu pelik
segala pengetahuan, tak akan berbuah tanpa siraman
siraman tak akan pergi berlalu tanpa jiwa...
widz
dibalik renungan masa silam
merengguh kenangan yang tenggelam
kian menitik jejak terulang
mengulang masa emas tumbuh dengan subur
janji itu, tak lagi mengemasi setiap pembicaraan....
perahu itu sungguh memberikan jalurnya
desir derau dan gayuhnya saling menyambung
seraya berbicara kepada air tentang kejadian
"kau tak layu dalam rambahmu?"
tanyanya yang begitu terbuai jalan memberikan dorongan
"tidak! aku tak akan pernah berhenti meski ku hanyutkan aku"
awanpun memintal setiap jeritan langit...
itulah masa-masa tersulit... masa masa hujan penuh buih
rapuh, tak mampu memahami Khalik memadu pelik
segala pengetahuan, tak akan berbuah tanpa siraman
siraman tak akan pergi berlalu tanpa jiwa...
widz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar