Rabu, 13 Juli 2011

Mengkaji diri

Beberapa waktu yang lalu, kurang lebih 2 bulan yang lalu saya diberikan nikmat yang luar biasa dari Allah, berupa penundaan kelulusan saya dari bangku perkuliahan.. Alhamdulillah, sebuah nikmat yang akan jarang saya dapatkan dihari kelak. hmm,, mungkin akan bertanya-tanya, bagaimana sebuah kegagalan bisa disebut nikmat? 
mungkin tepatnya detik dimana saya menuliskan blog ini, jika mengingat kembali detik-detik yang telah berlalu dalam kehidupan saya setelah hari yang "kelam" itu,, saya tidak ubahnya dengan seekor ulat yang mati suri, kepongpong muda yang belum siap menerima kenyataan bahwa ia harus bermetamorfosis.... ini adalah takdirnya! hidup benar-benar seperti riak air yang terhembus sang bayu... mudah goyah, butuh "kecerdasan" untuk dapat mengendalikan kapal agar dapat tetap stabil dalam lajunya yang kencang diterpa hujan badai... tanpa itu semua? karam.....


pernah saya bertanya-tanya, atau mungkin sangat sering... atau mungkin selalu.. selalu mempertanyakan diri saya, untuk apa saya hidup, untuk apa saya terlahir didunia, dan untuk apa Tuhan masih memberikan saya kesempatan untuk hidup hingga hari ini? untuk apa Tuhan masih membiarkan "sampah" yang tak berguna ini? kenapa tak membuangnya saja? pertanyaan-pertanyaan putus asa dari dalam diri ini... mungkin ini pertanyaan yang selalu setia menghadiri kehidupan saya dua bulan terakhir ini... "Tuhan, betapa lemahnya diriku... aku hanya ingin seperti yang lain... hidup ceria, tanpa beban yang membelengguku seperti yang aku rasakan saat ini...." perenungan yang tiada habisnya saya lalui hingga detik ini... lalu, ketika menuliskan tulisan ini,,, saya jadi teringat beberapa masa yang lalu, Tuhan bukanlah pertamakali memberiku nikmat atau mungkin lebih tepatnya cobaan keimanan ini... Ia sudah kerap kali membuatku bertanya-tanya tentang kehidupan,, Ia telah mengenalkanku tentang arti kehidupan... Ia telah memberikan pengajaran, bagaimana saya seharusnya memandang hidup ini...

teringat seorang teman yang benar-benar membuat saya kagum... kekaguman itu terletak pada hatinya, yang senantiasa bersyukur atas segala situasi yang terjadi pada dirinya yang ada saat kapanpun... bagaimana dia bisa memanipulasi otaknya untuk berfikir bahwa segala yang sedang terjadi benar2 nikmat dari Tuhan yang tidak akan didapatkan ketika telah mati.... dari sebuah kegagalan,, dia bersyukur dengan sensasi yang dirasakan ketika mengalaminya, dari sebuah tekanan... dia selalu bersyukur terhadap sensasi tekanan psikis yang dirasakan... yang membuat saya tertarik, adalah bagaimana ia memandang lain terhadap semua peristiwa disekelilingnya.

ada beberapa kejadian unik yang terjadi waktu itu, ketika kami (aku dan teman-teman) sedang dihadapkan suatu tugas rancang yang harus dikerjakan dalam waktu 2 minggu... hmm,, jauh-jauh hari kami sudah merencanakan semuanya, kami sudah merencanakan bagaimana skema diagram, bagaimana rancangan sistem tiap blok, bagaimana pembagian kerja dari masing-masing kami... dan.. setelah itupun kami langsung memikirkan tugas masing-masing... al hasil, kami bangga dengan hasil yang kami capai. dan hari H pengumpulan pun tiba... kami sudah bangga dengan hasil yang kami capai, bagaimana rasa bangga kami mungkin membuat kami sedikit takabur dengan hasil yang kami capai.... al hasil, alat yang sudah kami desain selama 2 minggu itu.... tidak berfungsi sebagaimana fungsinya ketika penilaian,... sungguh itu membuat kami merasa malu... akhirnya dengan sedikit lobi dengan asisten praktikum, kami diberikan kesempatan untuk memperbaiki apa yang kami dapat... hmm... bner2 memalukan.. bener2 sensasi setelah itu yang membuat kami bersemangad untuk menyelesaikan... tapi bagaimana lagi? waktu sudah habis, dan saya sangat2 kecewa dengan hasil yang tidak sempurna... padahal kami sudah sangat yakin hasilnya... salah satu obsesi saya... (100% perfect),


bagaimana bisa?
bagaimana bisa yang telah kami perhitungkan matang2 waktu itu tak memperoleh hasil yang memuaskan? 
keyakinan diri... keyakinan dan kesombongan kami yang membuatnya tak sesempurna yang diharapkan..
kini, segalanya telah berlalu. 2 setengah bulan telah terjerat oleh lena sang waktu... 


mencoba berfikir lain...
ini adalah anugrah... kegagalan adalah sebuah anugrah. semua orang pernah gagal... tetapi sedikit orang yang dapat berhasil.
orang yang tak pernah gagal, akan kesulitan untuk kembali bangkit. bukan untuk pertama kali saya mengalami ini... ini adalah anugrah yang diberikan Allah, untuk membuat kita bahwa apa yang sudah kita dapatkan belumlah cukup... anugrahNya ialah kesempatan manusia untuk bisa belajar lebih banyak ketika hidup didunia.

Subhanallah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...