Rabu, 13 Juli 2011

samakah otak kita dengan Einstein??

Di dunia ini siapa yang tidak mengenal einstein. Ilmuwan yang lahir di Ulm, Kerajaan Württemberg, Kerajaan Jerman, 14 Maret 1879 merupakan sosok yang telah menghebohkan dunia science bahkan sampai sekarang ini. teori-teorinya menjadi dasar temuan teori-teori berikutnya. Sosok briliant ini pernah mendapat Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Hal inilah menimbulkan rasa penasaran bagi banyak ilmuwan lainnya mengenai otak yang ada di kepala einstein, kok bisa gitu ya sedangkan orang lain nggak. 7 jam pasca kematian ilmuwan jerman ini otaknya dibedah untuk diteliti. Dr. Diamond mantan kepala Lawrence Hall of Science di Universitas California Berkeley mendapat kehormatan untuk membedah dan mempelajari otak Albert Einstein. Dr Diamond menggunakan petunjuk dari kata kata Einstein sendiri, Einstein pernah berkata bahwa ketika ia tenggelam dalam pikirannya , kata – kata tidak pernah bermain dalam renungan batinnya. Bahkan menurutnya pikiran- pikirannya adalah kombinasi dari “tanda-tanda tertentu dan gambar-gambar yang kurang lebih jelas”. Dengan kata lain, pikiran Einstein yang paling produktif dihasilkan dari fungsi kognitif yang terkait secara fisual dan sangat abstrak. Karena itu Dr.Diamond memutuskan untuk memusatkan studinya pada bagian khusus otak Einstein yang terkait erat dengan pencitraan dan pemikiran abstraknya: lobus prefrontal superior dan lobus parietal inferior.


dalam meneliti otak Einstein, Dr. Diamond membandingkannya dengan sebelas otak jenius lainnya yang meninggalkan pada umur relatif sama yaitu 76 tahun. pada dasarnya otak einstein tidak jauh berbeda dengan ke-11 otak lainnya, namun ada satu pembeda. di bagian otak EInstein terdapat satu area yang memili jumlah sel yang sangat banyak. area tersebut dinamai Area 39. area ini terletak di lobus parietal inferior yaitu disebelah atas belakang otak kita.

sel yang berjumlah sangat banyak ini disebut sel glial. sel glial sangat umum terdapat dalam otak. tugas sel glial adalah mendukung metabolisme sel-sel yang berpikir. Einstein memilik sel pemelihara ini jauh lebih banyak daripada sel pemikir. Bagi Dr. Diamond, ini berarti sel pemikir di Area 39 otak milik Einstein memerlukan dukungan metabolisme yang sangat besar. Untuk apa diperlukan dukungan yang sangat besar? Hal ini dikarenakan sel-sel pemikir itu melakukan pekerjaan yang teramat berat. Ingat bahwa Einstein menemukan rumus-rumus fisika yang luar biasa bermanfaatnya bagi kehidupan kita sekarang.
Para peneliti lainnya percaya bahwa area 39 adalah situs yang paling canggih dan paling berkembang (highly evolved) dalam otak kita. Jika ada kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami kesulitan dalam pencitraan abstrak, mengingat, perhatian dan kesadaran diri. Secara garis besar mereka akan kesulitan dalam membaca, mengenali huruf, mengeja atau menghitung. Mereka juga akan kesulitan dalam menyatupadukan masukan yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran atau perbuatan. Pendeknya, bila area 39 ini rusak orang akan kehilangan banyak potensi intelektualnya.
untuk lebih lengkapnya baca buku ‘Belajar Cerdas’: Belajar Berbasis Otak, karya Jalaluddin Rakhmat.

sumber: http://endangsn.wordpress.com/2011/05/31/samakah-otak-kita-dengan-otak-einstein/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...