Jumat, 15 Juli 2011

Pembakaran Mushaf pada Masa Khalifah Ustman

Sesungguhnya pada pengumpulan Al-Qur’an di masa Ustman RA, banyak dari Al-Qur’an yang dihilangkan. Buktinya dia telah membakar begitu banyak mushaf yang berbeda dengan mushafnya.

Jawaban :
Khalifah Ustman membakar mushaf-mushaf yang berbeda dengan mushafnya karena beberapa sebab berikut :
  1. Mushaf-mushaf ini mengandung kata-kata tafsiran, baik di akhir ayat, di atas maupun di bawahnya, yang nantinya orang akan mengira bahwa itu termasuk Al-Qur’an, padahal sebenarnya hanya tafsiran. Kata-kata tafsiran itupun tidak sama, akan tetapi berbeda-beda sesuai penulisnya.
  2. Mushaf-mushaf mengandung qiraat-qiraat yang tidak benar dan ayat-ayat yang telah dinasakh bacaannya (tulisannya) tetapi masih ada dalam mushaf-mushaf tersebut.
  3. Perbedaan cara-cara pendiktean pada mushaf-mushaf ini. Ini yang ditemukan oleh Ustman. Oleh karena itu dia menyatukan tulisan atas tulisan satu orang, Sa’id bin Ash, hingga seluruh salinan mushaf sama seperti fotokopi untuk satu mushaf yang dikenal dengan mushaf Ustman.
Lebih penting dari itu bahwa tidak satupun dari pemilik mushaf, seperti Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Ali bin Abi Thalib yang menolak, bahkan sepakat atas kebenaran apa yang dilakukan oleh Ustman. Proses pembakaran pun dilakukan dihadapan para tokoh sahabat Rasulullah. Hingga, ketika terjadi fitnah setelah tewasnya Ustman, sebagian kelompok Rafidhah mengatakan bahwa Ustman telah membakar semua mushaf. Ali pun berkata kepada mereka, “Takutlah kalian kepada Allah, wahai manusia. Demi Allah, tidaklah Ustman melakukan itu kecuali berdasarkan musyawarah dengan kami, dihadapan kami dan atas persetujuan kami semua. Tidak ada seorangpun dari kami yang menolaknya”.
Kronologis pengumpulan Al-Qur’an pada masa Ustman :
Huzhaifah bin Yaman kaget saat melihat perbedaan manusia dan kefanatikan mereka kepada sebagian qiraat, bahkan sampai membanggakan diri dengan satu qiraat diatas qiraat lain. Di samping itu, karena banyak penaklukan atas sebagian Negara non Arab maka muncul qiraat yang penuh kekeliruan akibat masuknya lisan non arab pada bacaan Al-Qur’an. Artinya muncul lahn (kekeliruan dalam pengucapan) dalam bacaan Al-Qur’an.
Huzhaifah menemui Amirul Mukminin Ustman bin Affan agar segera menyelamatkan umat sebelum bahasa Al-Qur’an lenyap di antara manusia dan terjadi perpecahan seperti perpecahan Ahli Kitab atas kitab mereka.

Akhirnya, dipilihlah sejumlah tokoh sahabat Rasulullah untuk mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf yang menjadi satu-satunya pegangan umat.
Tokoh-tokoh yang dipilih Ustman adalah orang-orang yang hafal lagi mahir Al-Qur’an yang hadir pada pemaparan terakhir di hadapan Rasulullah. Mereka telah membaca Al-Qur’an dihadapan beliau dan beliau mengakui bacaan mereka. Diantara orang-orang yang hafal dan mahir adalah Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin Harist bin Hisyam. Mereka juga merupakan penulis wahyu. Mereka hafal Al-Qur’an langsung mendengar dari mulut Rasulullah. Zaid bin Tsabit sendiri mempunyai andil besar pada masa kekhalifahan Abu Bakar dalam pengumpulan Al-Qur’an yang pertama.
Salinan Al-Qur’an ini, yang dikenal dengan Al-Bakariyah(nisbat kepada Abu Bakar) berada di rumah Ummul Mukminin Hafshah, setelah ditinggalkan oleh Amirul Mukminin Umar bin Khaththab. Salinan tersebut Umar ambil setelah wafatnya Abu Bakar.
Zaid bin Tsabit segera meminta izin kepada Ustman untuk mengambil salinan tersebut sebagai acuan pertama dan inti dalam penetapan qiraat, sebab salinan tersebut ditulis langsung dihadapan Rasulullah. Kemudian dia akan mengembalikannya kepada Hafshah setelah menyalinnya ke dalam beberapa mushaf yang akan dikirim ke beberapa kota Islam.
Penyalinan Al-Qur’an akhirnya selesai dilakukan oleh Sa’id bin Ash dan disebut dengan ar-rasm al-ustmani. Jumlahnya sekitar tujuh buah salinan. Ustman menyimpan satu salinan, sementara sisanya dikirim ke beberapa kota Islam.
Proyek raksasa yang yang mendapat pujian semua sahabat ini terjadi pada tahun ke-25 H, sedangkan pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan oleh Abu Bakar terjadi pada tahun ke-12 H, setelah perang melawan kemurtadan.
Salinan ustmani ini sangat cermat dan akurat, hingga seorang sejarawan orientalis yang bernama Moyer berkata, “Sesungguhnya mushaf yang dikumpulkan oleh Ustman diterima dari tangan ke tangan hingga sampai kepada kita tanpa ada perubahan sedikitpun.” Realita ini mengukuhkan kebenaran ayat yang mulia, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar akan memeliharanya.” (Al-Hijr[15]:9).

http://isadanislam.wordpress.com/2011/06/03/pembakaran-mushaf-pada-masa-khalifah-ustman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Exchange 2010 SP3 PrepareAD error “The well known object entry with the GUID”

Currently we are going to upgrade Exchange 2010 SP1 to Exchange 2010 SP3 which is one of the step is preparing AD. But in the mid of proces...